Awan gelap pekat tampak menggelayut di atas perekonomian Korea Selatan. Korea dan AS telah sepakat memulai prosedur untuk merevisi perjanjian perdagangan bebas atau FTA, dengan AS mengisyaratkan kemungkinan pemberlakukan safeguard atau pembatasan impor atas mesin cuci buatan Korea.

Dalam pertemuan perdagangan baru-baru ini, Washington menegaskan bahwa defisit perdagangan AS dengan Korea Selatan meningkat seperti bola salju, sementara Seoul menggarisbawahi bahwa FTA mereka berkontribusi dalam meningkatkan volume perdagangan bilateral. Namun Seoul akhirnya setuju untuk memulai proses revisi pakta perdagangan, karena menghadapi tekanan keras dari AS, dengan Trump bahkan menyebut kemungkinan untuk mengakhiri kesepakatan. Dalam kasus revisi seutuhnya, AS harus memberitahukan Kongres tentang revisi itu 90 hari sebelum dimulainya negosiasi. Mengingat prosedur itu, para pengamat menyatakan bahwa revisi akan difokuskan pada sektor tertentu, yang menyebabkan AS mengalami defisit, seperti mobil. Apapun sektornya, revisi FTA akan memukul ekonomi Korea. Secara khusus, bidan otomotif diperkirakan akan terkena dampak serius.

Terlebih lagi, AS sedang mempertimbangkan pemberlakuan tindakan pengamanan terhadap mesin cuci buatan Korea, terlepas dari FTA. Bila pembatasan impor itu diberlakukan, pemerintah AS akan membatasi ivolume impor mesin cuci buatan Korea atau tarif 1% saat ini akan mengalami kenaikan menjadi 2 digit. Jika itu terjadi, kerugian tidak dapat dihindari oleh kedua perusahaan Korsel. Singkatnya, tekanan perdagangan serupa juga mungkin akan diterapkan pada sektor-sektor lain. Bagi Korsel, muncul desakan yang lebih besar dari sebelumnya untuk menemukan terobosan baru. Korsel harus menemukan strategi yang terperinci untuk menjalankan negosiasi revisi FTA, dan juga perlu menggunakan krisis nuklir Korut sebagai peluang untuk mengonsolidasikan persekutuan antara Korea Selatan dan AS agar, pada akhirnya, melindungi kepentingan nasional dan meminimalkan kerugian.