Kualitas minyak kelapa sawit Indonesia diperhitungkan dunia. Kapasitas produksinya menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional yang terus meningkat. Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong peningkatkan mutu dan standarisasi kualitasnya.

Minyak sawit merupakan minyak nabati yang  dihasilkan dari tanaman kelapa sawit. Tanaman ini berasal dari Pulau Madagaskar, Afrika Timur namun banyak dibudidayakan di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Tanaman kelapa sawit paling tahan hama dan penyakit dibanding tanaman penghasil minyak nabati lainnya.

1

Minyak sawit memiliki beberapa keunggulan di bandingkan minyak nabati lain semisal kacang kedelai dan kacang tanah. Salah satunya memiliki kadar kolesterol yang rendah dan tinggi kandungan karotennya.

Dari segi harga, minyak sawit juga lebih murah dan ketersediaannyapun relatif lebih mudah dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan penghasil minyak nabati lainnya. Harga minyak sawit  di pasar internasional konsisten lebih murah dibandingkan minyak nabati lain.  Dan, bisa mengurangi masalah trade-off antara fuel dengan food yang dihadapi Negara-negara maju termasuk Uni Eropa.

Konsumsi per kapita minyak nabati dunia mencapai angka rata-rata 25 kg/tahun setiap orangnya. Angka ini diperkirakan bakal terus naik sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya konsumsi per kapita.  Saat ini minyak sawit telah mengalami perkembangan yang cukup cepat sebagai bahan baku sejumlah industri kosmetik, kesehatan dan biofuel (bahan bakar hayati).

2

PRODUKTIVITAS MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA

Pada peta perdagangan minyak sawit dunia,  Indonesia  berada dalam posisi sebagai produsen dan eksportir terbesar.  Tercatat, Indonesia bersama Malaysia menghasilkan sekitar 85-90% dari total produksi minyak sawit dunia. Sekitar 6% lagi diproduksi oleh Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador dan Papua Nugini. Sisanya oleh 36 negara lain yang tersebar di Asia, Afrika dan Amerika Selatan.

Seiring peningkatan permintaan global terhadap minyak sawit, Indonesia pun melakukan peningkatan kapasitas dan kualitas produksinya.  Berdasarkan data produksi setiap tahun, Indonesia optimis bisa memproduksi paling tidak 40 juta ton kelapa sawit per tahun yang diperhitungkan dari mulai tahun 2020.

  2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi
(juta ton)
 19.2  19.4  21.8  23.5  26.5  30.0  31.5  32.5  32.0
Export
(juta ton)
 15.1  17.1  17.1  17.6  18.2  22.4  21.7  26.4  27.0
Export
(dollar AS)
 15.6  10.0  16.4  20.2  21.6  20.6  21.1  18.6  18.6
Luas Areal
(juta ha)
 n.a.  n.a.  n.a.  n.a.   9.6  10.5  10.7  11.4  11.8


Sumber: Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) & Indonesian Ministry of Agriculture

Total area perkebunan sawit di Indonesia saat ini  sekitar 11.9 juta hektar. Menurut data FAO, selama periode 1995 hingga 2009, rata-rata laju pertumbuhan areal tanam kelapa sawit Indonesia sebesar 11,6 % per tahun.  Berdasarkan data tesebut, areal tanam kelapa sawit Indonesia diperkirakan akan bertambah menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020.

Hampir 70% perkebunan kelapa sawit ini terletak di pulau Sumatera, yaitu di Provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Sisanya atau sekitar 30%  berada di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

 

3

 

Dari segi produktivitas,  posisi Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia memiliki jumlah produksi sebesar 20,6 juta ton. Posisi ini disusul oleh  Malaysia dengan jumlah produksi 17,57 juta ton.  Produksi kedua negara ini mencapai 85% dari produksi minyak sawit dunia yang berada di angka 45,1 juta ton.

Dengan adanya pertumbuhan rata-rata produksi minyak sawit Indonesia sebesar 11,6 % per tahun dan  Malaysia sebesar 6,2 % per tahun sementara negara-negara lainnya sebesar 4,9 % per tahun, sejumlah perusahaan di Indonesia melakukan berbagai investasi untuk meningkatkan kapasitas penyulingan minyak sawit.  Kapasitas penyulingan minyak sawit di Indonesia pada tahun 2015 adalah sebesar 45 juta ton per tahun, angka ini melompat naik 30,7 juta ton dari tahun 2014.

4

BERMUTU DAN RAMAH LINGKUNGAN

Pasar minyak sawit dunia, terutama negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat menerapkan standar teknis terkait aspek lingkungan, di antaranya emisi dan penyerapan karbon, serta pembangunan kelapa sawit berkelanjutan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah Indonesia melakukan upaya pengawasan yang sangat serius terhadap produksi minyak kelapa sawit. Setiap proses produksi dilakukan dengan memperhatikan sisi kesehatan, higienis dan kebersihan. Perkebunan-perkebunan di Indonesia dan Pemerintah Indonesia  mengembangkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan sesuai dengan kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang berlaku di pasar internasional, terutama Eropa dan Amerika Serikat.

Menurut skema roundtable sustainable palm oil ini, Indonesia dinyatakan sebagai produsen terbesar dengan Certified Sustainable Palm Oil (CSPO).  Saat ini komoditas Crude Palm Oil (CPO) ini  telah menjadi komoditas primadona baik untuk domestik maupun ekspor bagi Indonesia dengan kualitas yang meningkat dari tahun ke tahun, baik segi mutu Free Fatty Acid (FFA), Moisture & Impurities (M&I ).

Dalam rangka meningkatkan standar kualitas produksi minyak sawitnya, Indonesia telah menerapkan kebijakan ISPO atau Indonesia Sustainable Palm Oil sejak tahun 2011. Dengan ISPO ini, dapat dipastikan semua produsen minyak kelapa sawit mempunyai standar yang sama. Selain menerapkan aturan-aturan ramah lingkungan yang lebih ketat juga mendorong para produsennya agar mendapatkan sertifikasi ISPO ini.

Pada periode 2015-2020  industri minyak sawit Indonesia ditargetkan bergerak lebih maju, yaitu menuju industri minyak sawit yang memanfaatkan modal  sumber daya manusia pengolah yang  lebih terampil (skilled labor) yakni fase capital-driven.

 

 5

 

EKSPOR MINYAK SAWIT INDONESIA

Ekspor kelapa sawit Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2016. Tiga tujuan ekspor kelapa sawit Indonesia adalah China dengan nilai ekspor 1,24 juta ton, Uni Eropa 1,58 juta ton, dan India sebanyak 1,79 juta ton.

Hingga akhir 2018, Indonesia tercatat berhasil mengekspor 34,71 Juta ton minyak kelapa sawit (crude pam oil/ CPO). Angka ini naik  dari tahun sebelumnya yang hanya  32,18 juta ton.  Dari angka tersebut, peningkatan yang paling signifikan secara persentase dicatatkan oleh biodiesel Indonesia, yaitu sebesar 851 persen atau dari 164.000 ton pada 2017 menjadi 1,56 juta ton di 2018.  Peningkatan ekspor biodiesel disebabkan Indonesia berhasil memenangkan kasus tuduhan anti-dumping biodiesel oleh Uni Eropa di WTO.

Di beberapa negara, ekspor CPO Indonesia juga mengalami kenaikan. Tahun 2018 China membukukan peningkatan impor mencapai 4,41 juta ton atau naik 18 persen dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 3,73 juta ton. Peningkatan impor diikuti Banglades 16 persen, negara-negara Afrika 13 persen, Pakistan 12 persen dan Amerika Serikat 3 persen. Selain itu, peningkatan ekspor juga diikuti oleh produk turunan CPO (refined CPO dan lauric oil) sebesar 7 persen atau dari 23,89 juta ton pada 2017 menjadi 25,46 juta ton pada 2018.

Ekspor oleochemical juga mencatatkan kenaikan 16 persen dari 970 ribu ton pada 2017 menjadi 1,12 juta ton pada 2018.

Kenaikan ini merupakan bukti bahwa produk minyak sawit Indonesia memiliki kualitas tersendiri yang sudah dibuktikan oleh para konsumennya.

6