Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 secara total mencatatkan transaksi senilai US$1,26 miliar atau 24,3% lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar US$1,02 miliar. Jumlah pengunjung juga mengalami kenaikan dari 15.567 orang menjadi 22.088 orang.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan pertumbuhan transaksi menjadi momentum yang bagus untuk meningkatkan ekspor Indonesia, terutama dalam hal diversifikasi ekspor ke pasar non tradisional. Dia menerangkan delegasi dari negara-negara nontradisional seperti Afrika Selatan, India, Timur Tengah, Nigeria, dan Eurasia banyak berdatangan dan melakukan transaksi dengan pengusaha Indonesia.
“Inilah fakta yang membuat kita cukup optimis bahwa diversifikasi terjadi tidak saja dalam hal pasar atau negara asal buyer, tapi juga dalam hal peserta pameran yang tentunya dapat memperkuat kapasitas ekspor nasional di masa depan,” tutur Enggar.
Produk yang paling diminati adalah batu bara, kopi, minuman, otomotif dan komponennya, kelapa sawit dan turunannya, makanan olahan, produk elektronik dan listrik, produk pertanian, minyak esensial, dan kosmetik. Mendag mengatakan kosmetik dari bahan alami menjadi produk yang banyak dicari oleh delegasi dari Timur Tengah, Eropa, dan Afrika.
Kemendag mengakui masih ada kendala yang dihadapi pelaku usaha yang akan melakukan ekspor, baik dalam hal finansial maupun hambatan dagang. Untuk mengatasi masalah finansial, pemerintah memiliki Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Exim Bank) yang berperan membantu pengusaha.
Adapun untuk mengatasi hambatan tarif dan non tariff barrier, Enggar menyatakan ada beberapa hal yang bakal dilakukan pemerintah. Tariff barrier akan diselesaikan dengan perjanjian perdagangan, sedangkan nontariff barrier bakal diselesaikan lewat pembicaraan langsung dengan pemerintah setempat.
“Sampai 2018, akan ada 12 perjanjian perdagangan yang ditandatangani dalam bentuk bilateral maupun regional,” sebut dia.
Perjanjian dagang itu berupa Preferential Trade Agreement (PTA) maupun Free Trade Agreement (FTA). Saat ini, Indonesia tengah melakukan perundingan PTA dan FTA dengan sejumlah negara, di antaranya Iran, Australia, Peru, Chile, dan Pakistan.