TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memaparkan sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Menurut dia, ekonomi global bisa tumbuh lebih rendah dari proyeksi jika konsolidasi ekonomi di negara besar tidak sesuai harapan.
“Terdapat pula risiko dengan adanya kebijakan perdagangan internasional yang cenderung protektif dan inflasi global yang mulai meningkat,” kata Agus dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2016 di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis, 27 April 2017.
BI juga mewaspadai wacana penurunan neraca bank sentral Amerika Serikat atau The Fed. Neraca The Fed meningkat menjadi USD 4,5 triliun dalam beberapa tahun terakhir dari sebelumnya hanya USD 800 miliar. “Ini bisa berdampak pada ekonomi dunia dan pasar keuangan global.”
Pada 2017 pun, kata Agus, terdapat rencana kenaikan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali yang akan berdampak pada perekonomian dunia. “Kondisi Korea Utara juga mulai membuat AS, Korea Selatan, dan Jepang cukup tegang. Ini semua adalah hal yang perlu diwaspadai,” ujarnya.
Dari dalam negeri, menurut Agus, tantangan pada 2017 adalah bagaimana meningkatkan penerimaan pajak untuk memperluas ruang stimulus fiskal. “Kami harapkan konsolidasi cepat dilakukan sehingga korporasi dan perbankan dapat kembali melakukan ekspansi,” katanya.
Agus menambahkan, 2016 lalu meninggalkan sejumlah pelajaran yang dapat menjadi pegangan bagi penerapan kebijakan dalam mengelola ekonomi ke depan. “Respon bauran kebijakan makro ekonomi yang tepat waktu dan konsisten menjadi kunci,” tuturnya.
Koordinasi dan sinergi kebijakan antar pemangku kepentingan, menurut Agus, terbukti dapat meningkatkan resiliensi dan fleksibilitas perekonomian untuk menyesuaikan diri terhadap guncangan. “Dan tetap manfaatkan momentum pertumbuhan,” ucapnya.
Dinamika ekonomi domestik yang sangat tergantung pada perkembangan ekonomi global pun menunjukkan pentingnya konsistensi dan keberlanjutan reformasi struktural. “Penting juga upaya difersifikasi sumber pertumbuhan ekonomi untuk memperkuat fondasi perekonomian.”