Seoul – Film dokumenter kopi Indonesia besutan Budfilm dan Produksi Film Negara (PFN) seminggu ini muncul di Negeri Ginseng. Masyarakat Korea bisa menonton sambil menyeruput kopi Indonesia di salah satu kafe di Busan atau pada tayangan bioskop di Seoul.

Pemutaran film ramai dihadiri berbagai kalangan seperti pemilik kafe, mahasiswa dan pecinta kopi yang mendapat informasi dari sosial media site (SNS), Facebook dan Youtube. Mereka terlihat antusias.

Di Seoul, film ‘Aroma of Heaven’ ditayangkan di bioskop dan dibuka oleh Deputy Chief of Mission KBRI Seoul, Cecep Herawan.  “Film ini tidak hanya memperlihatkan kopi sebagai salah satu komoditas penting Indonesia, tetapi juga merepresentasikan keberagaman budaya dan tradisi bangsa Indonesia yg berakar pada kopi,” tegas Cecep pada sambutan pembuka sebelum tayangan film.

Hadirnya film “Aroma of Heaven” yang tandem dengan Sutradara Budi Kurniawan ke Korea Selatan merupakan rangkaian pre event dari kegiatan utama Pameran kopi Coffee Expo Seoul 2016 yang di prakarsai oleh KBRI Seoul bersama Indonesia Trade Promotion Center (ITPC Busan). Pameran yang dihelat 14 sampai 17 April 2016 di COEX Seoul Hall A-400 itu akan diisi oleh 7 perusahaan Kopi Indonesia yang mewakili 7 sentra kopi di Nusantara.

“Film ini memberikan gambaran betapa Indonesia memiliki beragam kopi dibandingkan negara lain. Setelah melihat keindahan Indonesia melalui film ini membuat saya berpikir untuk mengunjungi Indonesia,” ujar Joo Gui-nam, salah satu pecinta kopi dan pemilik sertifikat Barista dari kota Busan.

Menurut Indra Wijayanto, Kepala ITPC Busan, Korea Selatan merupakan pasar kopi dengan tingkat konsumsi 2,1 kg/kapita. Kenyataan itulah yang menjadikan Korea Selatan dibidik oleh KBRI sebagai pasar potensial kopi bagi Indonesia dalam rangka meningkatkan devisa dari ekspor non migas. “Peluang ini harus ditangkap oleh pelaku usaha kopi ditanah air untuk melakukan ekspansi di negeri ginseng,” ujarnya.

Total impor kopi Korea dari seluruh dunia tahun 2015 senilai $ 547,1 juta, terjadi peningkatan sebesar 4% terhadap impor tahun 2014. Ini menunjukan bahwa dalam kondisi ekonomi yg kurang baguspun permintaan kopi di Korea tetap tumbuh positif.

“Dengan rangkaian kegiatan promosi, yaitu melalui pemutaran film kopi dan berpartisipasi pada pameran, diharapkan Indonesia sebagai negara dengan penghasil kopi terbaik dan terbesar ke 4 di dunia, semakin disadari oleh pelaku usaha dan konsumen kopi di korea, sehingga akhirnya dapat meningkatkan pangsa kehadiran  produk kopi indonesia di pasar Korea yang saat ini masih sekitar 2%,” ujar Atase Perdagangan KBRI Seoul, Aksamil Khair.
(doc/doc)