Jakarta -Meski Indonesia bukan negara penghasil gandum, rupanya ekspor tepung terigu, produk dari terigu, dan produk berbasis tepung terigu dari Indonesia sangatlah besar. Tahun 2015, nilai ekspornya tercatat mencapai US$ 736,38 juta atau sekitar Rp 9,6 triliun (kurs Rp 13.000).
Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sariloppies merinci, nilai ekspor tersebut meliputi ekspor tepung terigu sebesar US$ 35,29 juta, produk berbasis terigu US$ 608,117 juta, dan produk sampingan terigu US$ 92,97 juta.
“Total ekspor 2015 ini merupakan 35,4% dari total impor gandum. Di masa depan, Indonesia akan jadi pusat industri tepung terigu di regional Asia Timur. Kemudian, ekspor produk berbasis terigu akan mencapai US$ 1 miliar dalam beberapa waktu ke depan,” kata Ratna kepada detikFinance, Minggu (27/3/2016).
Menurut Ratna, total ekspor tepung terigu, produk berbasis tepung terigu, dan produk sampingan ini sebenarnya turun dari tahun 2014 yang mencatatkan nilai ekspor US$ 755,54 juta, atau turun sebesar 2,5%.
Dia mengungkapkan, tahun 2015, ekspor produk berbasis tepung terigu terbesar yakni wafel dan wafer sebesar 55.546 metric ton (MT) dengan nilai US$ 178,45 juta, mie instan 101.899 MT senilai US$ 167,15 juta, biskuit tanpa kandungan kakao 38.498 MT senilai US$ 153,35 juta, dan biskuit dengan kandungan kakao 31.138 MT sebesar US$ 60,89 juta.
“Dibanding tahun 2014, ekspor produk berbasis tepung terigu naik sebesar 0,4%,” kata dia.
Sementara, negara-negara yang rajin mengimpor produk berbasis tepung terigu asal Indonesia antara lain Korea Selatan, Vietnam, Filipina, Thailand, Jepang, Malaysia, hingga Timor Leste.