VIVA.co.id – Permintaan komoditas rumput laut di Indonesia semakin mencuri pasar internasional saat ini. Terbukti, saat ini ada tiga negara di Asia yang memborong rumput laut produksi dalam negeri, nilai kontraknya hingga US$58 juta atau senilai Rp782,71 miliar. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id menyampaikan, ketiga importir terbesar di Asia tersebut adalah China, Malayasia, dan Singapura.
“Dunia mengakui kualitas rumput Indonesia. Dari total ekspor rumput laut dunia, Indonesia menjadi pemasok utama rumput laut dunia dengan pangsa pasar sebesar 26,50 persen dari total US$ 1,09 miliar permintaan dunia,” kata dia saat menghadiri penandatangan nota kesepahaman pembelian rumput laut Indonesia dengan China dan Singapura di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 2 Agustus 2015.
Nus mengatakan, jenis rumput laut asal Indonesia yang paling diminati adalah produk rumput laut kering. Karena, rumput laut kering mampu diolah menjadi bahan-bahan penting pengganti pangan. Di antaranya diolah menjadi bahan baku makanan, makanan hewan peliharaan, bahan makanan tambahan, hingga pengendalian pencemaran. “Ini jadi tantangan bagi pelaku usaha rumput laut untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas rumput laut Indonesia,” tambahnya.
Pemerintah menurutnya akan terus mendukung pengembangan peta jalan (roadmap) pembangunan sektor rumput laut nasional. Sehingga nilai tambah yang dihasilkan bagi petani semakin dirasakan. Namun, dia mengatakan, peran serta asosiasi sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Karena itu, koordinasi dengan berbagai pihak baik di dalam maupun luar negeri akan terus dilakukan.
Hal tersebut dilakukan guna mendorong pengembangan industri tersebut dari huli hingga ke hilir. “Kerja sama antara Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) dengan Seaweed Industry Association of The Phillipones (SIAP) akan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dan memaksimalkan pemenuhan pasar rumput laut,” ungkapnya.
Sebagai negara dengan perairan yang luas, kekayaan hasil laut Indonesia dinilai tidak terbatas. Menurut Nus, produksi rumput yang melimpah ini harus dimanfaatkan oleh industri dalam negeri. Transaksi pembelian rumput laut kering ini dibeli oleh tiga importir asal Tiongkok, yakni Green Fresh Foodstuff Co. Ltd, Xiamen DSC Import & Export Co. Ltd, dan Fujian Province LVQI Food Colloid Co. Ltd dari PT Phoenix Jaya dengan total nilai kontrak sebesar US$24,6 juta.
Selain itu, pembelian dari Shanghai Brilliant Gum Co. Ltd atas produk rumput laut PT Rika Rayhan Mandiri sebesar US$24 juta. Sementara perusahaan Singapura Gills & Fins Pte. Ltd melakukan melakukan kontrak kerjasama dengan PT Jaringan Sumber Daya senilai US$500 ribu. Perusahaan lain yang tercatat melakukan penandatangan kontrak pembelian rumput laut diantaranya adalah, PT Sumber Makmur sebesar US$ 5 juta, PT Agro Niaga sebesar US$ 3,4 juta, dan PT Simpul Distribusi sebesar US$ 1 juta.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/656177-rumput-laut-indonesia-laris-manis-di-pasar-internasionalMinggu, 2 Agustus 2015 | 17:11 WIB
Raden Jihad Akbar/Chandra G.Asmara &n