Jakarta -Singapura dan Indonesia masih bersaing sebagai negara utama yang banyak menarik investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) di kawasan ASEAN. Namun ada satu negara yang cukup mencatat pertumbuhan FDI yang naik segnifikan, yaitu Vietnam.

Vietnam perlahan-lahan menjadi negara tujuan investasi asing di ASEAN. Pemerintah negeri komunis tersebut menawarkan berbagai insentif untuk menarik investor asing.

Kepala Hubungan Internasional dan Investasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, arus gabungan investasi asing (FDI) Indonesia nomor 2 di Asia Tenggara setelah Singapura, masih di bawah Singapura pada 2014.

“Sekarang yang menarik adalah Vietnam. FDI mereka tumbuh sampai 200 kali lipat, dibanding Indonesia yang hanya 20 kali lipat. Memang secara nominal masih lebih kecil dibanding FDI Indonesia,” kata Shinta dalam peluncuran World Investment Report 2015 di Gedung Menara Thamrin, Jakarta, Rabu (24/6/2015)

Shinta mengatakan, Vietnam saat ini sangat agresif menarik FDI. Pemerintah mereka membuka pintu selebar-lebarnya terhadap FDI, padahal sebelumnya Vietnam kalah jauh dibanding Indonesia.

“Mereka betul-betul agresif. Pertama, investor diberi insentif yang besar dari tax holiday, tax allowance dan lainnya. Kedua, ease of doing business. Investor dianggap raja. Apa yang mereka mau, diberi oleh pemerintah Vietnam,” katanya.

Menurutnya Indonesia sebetulnya bisa seperti Vietnam, yaitu dengan adanya pemberlakuan tax holiday dantax allowance. Selain itu, dengan one stop service atau pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang ada di BKPM.