Manado – Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), T Hasudungan Siregar, mengatakan, Sulut mengekspor ikan beku ke Belanda pada akhir Juni 2015.
“Pada akhir Juni 2015, Sulut mengekspor ikan beku ke Belanda sebanyak 8,9 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar US$ 64.343,” kata Hasudungan, di Manado, Kamis (2/7).
Dia mengatakan, kembali diekspornya ikan tuna beku ke Belanda menandakan kinerja ekspor perikanan Sulut kembali menggeliat, kendati adanya moraturium yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat.
Dia mengatakan, ikan beku ke Belanda akan terus didorong ekspornya agar pengirimannya rutin dilakukan serta volumenya semakin meningkat.
“Ikan beku asal Sulut selain ikan tuna juga ikan cakalang yang sangat diminati masyarakat luar negeri,” jelasnya.
Permintaan produk perikanan, baik ikan beku maupun ikan segar, dari negara tersebut diakui cukup tinggi.
“Hampir setiap minggu produk perikanan Sulut diekspor ke negara di Eropa tersebut untuk memenuhi permintaan masyarakatnya,” ujarnya.
Ikan kaleng, ikan segar, ikan beku, dan ikan kayu, katanya, menjadi andalan ekspor Sulut saat ini. Keempat komoditas tersebut menghasilkan nilai ekspor lebih dari 10 persen dari total nilai ekspor Sulut ke berbagai negara di dunia dalam lima tahun terakhir.
Selain negara Belanda, negara-negara tujuan ekspor lainnya antara lain Jerman, Inggris, dan Belgia, sedangkan negara di Asia di antaranya Korea, Taiwan, dan Tiongkok, serta beberapa negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika.
“Karakteristik ikan di Sulut cukup bagus dengan kualitas yang baik dibandingkan daerah lain,” katanya.
Pemerintah, katanya, akan terus memfasilitasi para pengekspor untuk terus mengembangkan produknya dan terus berinovasi sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi.
/EPR
Antara