Medan – Nilai ekspor Sumatera Utara (Sumut) hingga Mei 2015 masih melemah atau turun 19,18 persen dibandingkan periode sama tahun 2014 yang mencapai US$ 3,873 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, di Medan, Kamis (2/7), mengatakan, pada Januari-Mei, nilai ekspor Sumut masih sebesar US$ 3,130 miliar.

“Penurunan nilai ekspor akibat ekspor sektor industri dan pertanian juga masih tetap melemah.

Ekspor sektor pertanian hingga Mei tahun ini misalnya tinggal US$ 705, 834 juta atau turun 21,55 persen dari periode sama tahun 2014 yang sudah. US$ 899,694 juta.

Sektor industri turun 18,23 persen menjadi US$ 2,424 miliar. Sedangkan sektor pertambangan dan galian juga turun 97,77 persen menjadi hanya US$ 198.000.

“Penurunan nilai ekspor masih sebagai dampak krisis global. Harga jual dan permintaan melemah,” katanya.

Harga karet dan minyak sawit mentah yang menjadi andalan utama ekspor Sumut misalnya cenderung menurun. Bahkan harga karet masih jauh di bawah harga normal.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, menyebutkan, pengusaha masih bisa bertahan saja dewasa ini sudah cukup bagus.

Kondisi itu akibat permintaan ekspor dan dalam negeri serta harga jual yang masih bertahan lemah.

“Jadi pengusaha merasa semakin perlu mendapat perlindungan dari pemerintah,” katanya.

/EPR

Antara