Denpasar – Bali mengekspor aneka jenis perhiasan (permata) senilai US$ 6,61 juta pada April 2015, meningkat 4,63 persen dibanding bulan sebelumnya (Maret) yang tercatat US$ 6,31 juta
“Perolehan tersebut juga meningkat 13,65 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, tercatat US$ 5,18 juta,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu (28/6).
Ia mengatakan, aneka jenis perhiasan itu memberikan kontribusi sebesar 13,65 persen dari total ekspor Bali yang mencapai US$ 48,42 juta selama April 2015, berkurang 4,44 persen dibanding bulan sebelumnya, yang mencapai US$ 50,67 juta.
Aneka jenis perhiasan itu paling banyak menembus pasaran Hong Kong, yang mencapai 21,37 persen, menyusul Australia 19,56 persen, Singapura 19,55 persen, Amerika Serikat 8,69 persen, Jepang 6,06 persen, dan Spanyol 1,63 persen.
“Selain itu juga menembus pasaran Belanda 6,97 persen, Thailand 8,04 persen, Jerman 2,61 persen dan Prancis 0,45 persen, serta 5,06 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya,” ujar Panasunan Siregar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat, realisasi ekspor aneka jenis perhiasan, termasuk berbahan baku perak selama empat bulan periode Januari-April 2015 mencapai US$ 13,27 juta.
Perolehan tersebut meningkat 119,02 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya tercatat US$ 6,06 juta.
Namun dari segi volume merosot 57,42 persen dari US$ 5,73 juta unit (pcs) pada empat bulan pertama 2014, menjadi US$ 2,44 juta unit pada periode yang sama tahun 2015.
Dari segi volume berkurang dan perolehan devisa meningkat itu menunjukkan harga persatuan unit hasil perhiasan meningkat.
Made Mustika, seorang perajin, sekaligus pengusaha kerajinan perak di Celuk, Kabupaten Gianyar menambahkan, pihaknya menciptakan beraneka ragam aksesoris untuk pasaran ekspor maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali.
Aksesoris berbahan baku perak dikombinasikan dengan emas, kulit diproduksi berupa berbagai bentuk kalung, gelang maupun jenis bunga cempaka, burung, kupu-kupu yang disesuaikan dengan selera anak-anak muda zaman sekarang.
Ia, yang memiliki sekitar 20 tenaga kerja terampil itu meluangkan waktu untuk memproduksi aneka barang kebutuhan konsumen mancanegara yang berlibur ke Bali dengan desain (rancangan) yang disesuaikan selera turis dengan harga terjangkau.
Perajin dan usaha kecil harus berusaha keras dalam menghadapi persaingan yang ketat dengan bermunculan toko-toko seni yang menjajakan aneka barang kerajinan oleh-oleh khas Bali, yang tersebar di berbagai lokasi di Bali.
Turis Nusantara yang berlibur ke Bali, hingga kini masih memiliki kesan belum terasa ke Bali sebelum sempat singgah ke pusat perkampungan turis di Ubud maupun Sukawati, pusat kerajinan perak untuk mendapatklan cindera mata sesuai yang diinginkan.
Mustika menjelaskan, pihaknya juga melayani pesanan dari pedagang yang menjual perhiasan perak di sejumlah pasar seni di daerah ini, termasuk di kawasan wisata Sukawati, di samping dari rekan bisnisnya di luar negeri.
Perhiasan perak yang biasa dipakai wisatawan asing saat berlibur di Bali juga diminati pelancong Nusantara sebagai olehy-oleh.