Manado – Kepala Dinas perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jenny Karouw mengatakan, minyak kelapa ataucrude coconut oil (CCO) Provinsi Sulut sangat laris di Malaysia dan Amerika Serikat (AS).

“Pada akhir Mei 2015, CCO diekspor ke Malaysia sebanyak 8.450 ton, menghasilkan devisa US$ 8,36 juta, sedangkan ke Amerika Serikat sebanyak 3.000 ton, dengan devisa US$ 2,80 juta,” kata Jenny di Manado, Rabu (24/6).

Volume ekspor sebanyak itu, menjadikan AS dan Malaysia sebagai negara tujuan utama CCO asal Sulut dalam beberapa tahun terakhir ini.

Tingginya permintaan CCO di kedua negara itu, karena komoditas tersebut, selain menjadi produk kebutuhan rumah tangga, juga diolah menjadi bahan bakar alternatif biofuel.

Dia mengatakan, permintaan CCO dari AS dan Malaysia membuat kinerja ekspor minyak kelapa kasar tersebut meningkat cukup signifikan.

Hasudungan mengatakan, tujuan utama ekspor CCO Sulut, selain AS, juga ke Eropa, utamanya Belanda.

Sulut, selama ini dikenal sebagai satu di antara pemasok minyak kelapa kasar yang cukup besar ke pasar dunia, yang berasal dari beberapa pabrik besar pengolah CCO di Sulut, seperti Cargill, Bimoli, Ivomas Pratama, Agro Makmur Raya dan Multi Nabati Sulawesi.

Dominasi CCO terhadap ekspor Sulut diperkirakan masih akan terus berlanjut ke depan, sebab sebagian besar pabrik tersebut membeli kopra dari petani untuk kemudian diolah menjadi CCO secara berkesinambungan.

Kopra merupakan bahan baku diolah menjadi minyak kelapa kasar, dimana petani Sulut masih lebih tertarik mengolah buah kelapa menjadi kopra ketimbang produk turunan lainnya.

Lonjakan permintaan CCO oleh pembeli AS dan Malaysia semakin tinggi sejak kurun waktu dua tahun terakhir ini.